November 16, 2005

Saya Ingin Menulis

Menulis bukanlah suatu keharusan. Tetapi menulis adalah suatu kebutuhan. Setiap manusia mempunyai jalan pikirannya sendiri. Dengan menulis ia dapat mengeluarkan apa pun yang sedang dipikirkannya dalam bentuk tulisan. Terserah ia menggunakan segala macam bahasa, Inggris, Indonesia, Jepang, etc. Bahkan mungkin memakai bahasa gaul.

Selama hidup manusia terus belajar. Terserah orang bilang bahasa-mu aneh, jalan pikiranmu melantur kemana-mana. Satu hal yang pasti dengan tulisan, ia dapat mengambil pelajaran. Jadi, mengapa anda ragu untuk menulis? Tulisan sesuatu mulailah dari sekarang.

Kebanyakan dari kita akan berkomentar seperti ini. Wah, gimana dong saya tidak ada waktu kosong. Mengingat pekerjaan saya yang menumpuk. Mana sempat untuk hal-hal seperti itu. Lagipula saya tidak bisa menulis.

Perlu diingat menulis bukanlah suatu keharusan, suatu beban atau suatu hal yang rumit. Mungkin hal ini akan terasa apabila anda sudah menjadi seorang penulis terkenal yang diburu oleh deadline. Selain itu, penulis perlu juga memikirkan bahasa yang mudah dimengerti orang, jalur berpikir, tata bahasa, dll. Walau hal ini nantinya menjadi pekerjaan editor. Memikirkan itu semua hanya akan membuat kita semakin pusing dan malas untuk menulis.

Menulis adalah suatu penemuan jati diri. Dengan menulis kita akan semakin kenal dengan diri kita sendiri. Apa yang sedang kita pikirkan? Apa jalan hidup kita? Apa sebenarnya yang kita cari dalam hidup ini? Apa keinginan kita? Apa pedoman hidup kita? Apa prinsip hidup kita? Seperti apa anda, nantinya dimasa depan? Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan seperti ini yang kita temui.

Manusia hanya menjalankan hidup apa adanya. Terkadang manusia malas untuk berpikir, bahkan mungkin ia takut untuk berpikir. Sebagai seorang muslim. Kita sering membaca terdapat manfaat bagi orang-orang yang berpikir.

Bukankah kita berpikir pada saat sekolah, kuliah, dan kerja di kantor. Bukan itu jawaban karena itu semua hanyalah sebagian dari aktivitas manusia. Jadi sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan berpikir? Yang dimaksud berpikir dalam konteks ini adalah mencari tahu keinginan terdalam dari diri kita. Proses berpikir yang mengarah untuk mencari jati diri kita.

Semakin kita menemukan jati diri kita. Kita akan merasakan gairah dalam hidup kita. Kita akan memiliki banyak energi untuk melakukan berbagai hal dalam hidup ini. Itu semua karena kita mengetahui apa yang kita inginkan.

Ibarat melakukan perjalanan dengan memakai perahu layar. Kita akan dapat menemukan tempat yang kita tuju walau segala rintangan menerpa. Entah itu badai, kabut, perompak. Coba bayangkan apabila kita berlayar tanpa tahu tujuan. Kita hanya berputar-putar mengitari lautan. Makan dari hasil memancing di laut. Terus seperti ini dalam waktu lama. Apakah anda tidak bosan? Kebosanan terlalu lama akan membunuh kita perlahan-lahan. Kita tidak akan menghargai hidup kita. Coba bayangkan lagi bagaimana bila anda menjadi seorang perompak. Mengambil harta, makanan, mungkin juga wanita dari perahu layar orang lain. Bukankan hal ini adalah perbuatan yang sangat rendah?

Ketiga peran diatas, yaitu pelayar yang tahu tujuan, pelayar yang tidak tahu tujuan, perompak adalah salah satu peran yang ada di dunia nyata. Seseorang yang tahu tujuan hidupnya, seseorang yang tidak tahu tujuan hidupnya, dan seorang jahat yang mengambil hak orang lain.

Coba kita lihat salah satu dunia kita beraktivitas, yaitu dunia kerja. Ketiga peran itu ada di sana. Pertama, seseorang yang tahu tujuan hidupnya. Ia bekerja untuk belajar. Mempelajari sesuatu yang baru. Setelah berhasil mempelajari hal tersebut. Ia akan belajar sesuatu yang baru lagi. Sampai-sampai ia tidak dapat melihat sesuatu yang dapat di pelajari sehingga ia pindah divisi yang lain yang masih berhubungan dengan bidangnya. Bahkan mungkin ia keluar dari kantor dan pindah ke kantor yang lain. Hal ini dilakukan karena ia ingin menjadi seorang ahli di bidang itu dan berkarya menghasilkan sesuatu agar dunia yang kita tempati menjadi dunia yang lebih baik. Atau mungkin ia ingin menjadi pengusaha karena sudah mengetahui seluk-beluk perusahaan dengan mendetail. Atau mungkin ia ingin menggantikan ayahnya meneruskan perusahaan yang telah dibangun oleh ayahnya karena ia sudah memiliki bekal untuk menjadi penerus perusahaan. Semua ini tergantung kita, apakah tujuan besar yang akan kita capai?

Kedua, seseorang yang tidak tahu tujuan hidupnya. Walaupun ia bekerja di kantor dengan hasil yang memuaskan. Kemudian, ia juga sudah dipromosikan sehingga naik jabatan. Serta, masih banyak lagi prestasi-prestasi lain yang didapatkan. Ia tetap merasa hampa. Manusia seperti ini akan mencapai kebosanan yang dapat membunuhnya perlahan-lahan. Menguras energinya sehingga ia tidak dapat menghargai hidup, menghargai orang lain, dan menghargai apa yang dimiliki.

Ketiga, seorang jahat yang mengambil hak orang lain. Korupsi ia lakuan. Entah itu korupsi waktu atau uang perusahaan. Tidak peduli apa pun jabatannya. Korupsi akan dilakukan selama ada peluang. Membeli barang untuk perusahaan, nota di-upgrade sehingga “bagi-bagi hasil” antara dirinya dengan penjual barang. Ada project tender, ia akan memilih vendor yang ia kenal, lagi-lagi karna untuk “bagi-bagi hasil” antara dirinya dengan vendor tersebut. Sedang tidak ada “Bos” di kantor, ia malah asik-asikan merokok sambil bercanda gurau di kantin. Ia lupa bahwa ia digaji untuk bekerja. Masih banyak lagi contoh korupsi yang lainnya karena seorang koruptor selalu menemukan celah untuk melakukan kejahatannya.

Penjelasan diatas adalah tiga peran yang ada di dunia kerja. Ketiga peran ini ada dimana-mana, tidak hanya ada di dunia kerja. Akan mudah untuk melihat kita ketiga peran ini, apabila kita terbiasa mengamati tempat kita melakukan aktivitas. Di mana pun kita berada, kita akan mengambil salah satu peran tersebut. Semua tergantung dari kita sendiri.
Carilah jati diri kita dengan menulis.

November 11, 2005

- Kembali pada Kenyataan -

Hidup ini tidak menentu
Karena itu manusia berencana

Merencanakan sesuatu begitu banyak
Merencanakan sesuatu begitu rinci

Terbayang jelas masa depan yang diinginkan
Tanpa sadar larut dalam khayal

Begitu yakin masa depan akan terkabul
Tanpa sadar lupa antara kenyataan dan khayalan

Yakin akan menjadi orang hebat
Sombong, tamak, angkuh, dan egois menggerogoti jiwa

Berusaha dengan daya upaya mencapai cita
Lupa dengan sekitar

Bahkan lupa dengan diri sendiri
Lelah jiwa, pikiran, dan hati

Apakah ini siksa karna dosa?

Beberapa kejadian tidak sesuai rencana

Jiwa, pikiran, dan hati tidak menerima

Aku lupa bahwa Allah yang menentukan
Sekarang aku pasrah pada-Mu
Tapi, aku terus berusaha

Mungkin tadi adalah dosa terbesarku
Menentang takdir Ilahi

November 10, 2005

Seorang

Wednesday, July, 20, 2005

11:03 PM

- Seorang -

Seorang Atlit:
Melatih fisik melebihi manusia normal dan saingannya

Seorang Pemikir:
Memikirkan hal2 yang tidak biasa dilakukan manusia

Seorang Machiavelli:
Dalam dunia ini penting untuk belajar menjadi orang tidak baik, dan belajar untuk menggunakan atau tidak menggunakan pengetahuan ini sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.

Seorang Marxisme:
Bagaimana membebaskan manusia dari penindasan sistem politik revolusioner?

Seorang Muslim:
Mencapai pedekatan dengan Allah SWT dengan mencari kepahaman agama

Seorang Yang Kuat:
Berusaha terus-menerus agar tidak dikalahkan oleh dirinya sendiri. Dapat meminimalkan pikirannya dan tindakannya dari pengaruh harta, wanita, kekuasaan.

Seorang filosof praktis:
Terus berpikir dalam hidupnya. Pemikirannya tidak hanya dijadikan wacana pembicaraan. Pemikirannya adalah untuk dirinya sendiri. Pemikirannya akan direalisasikan dalam dunia nyata. Pemikirannya akan diberitahukan ke orang lain, apabila orang lain tersebut memiliki potensi untuk merealisasikan pemikirannya.

Seorang opotunis:
Selalu waspada terhadap keadaan sekitar. Entah itu suatu hambatan maupun kesempatan untuk mencapai puncak.

Seorang Pencari:
Terus-menerus mencari dalam hidupnya.

Seorang Sukses:
Tahu apa yang harus dilakukan untuk jangka pendek untuk mencapai target jangka panjang. Kesemuanya penuh rencana dan dilaksanakan perlahan-lahan.

Seorang Mafia:
Tidak perduli jalan kotor maupun jalan bersih untuk mencapai tujuan.

Seorang Binatang:
tidak tau etika.

Seorang Bisnisman:
selalu mencari nilai manfaat dari suatu kondisi.

Seorang pembelajar:
Menghargai orang berbicara, menhargai buku. Terus mencari hal baru. Serta dapat memberikan atau
mengajarkan hasil pembelajarannya pada orang lain.

All of that:
Kita mungkin berusaha mencapai kesemuanya itu. Mungkin setiap orang mempunyai kategori yang berbeda-beda. Bahkan dengan bobot setiap kategori yang berbeda-beda. Singkat kata, muda2an kita dilindungi dari diri sendiri yang cendurung ke arah merusak. Amiin

Best regards,

- mrz -