June 28, 2007

Payung Pingky

Pagi temen2 semua (ini adalah kata2 sapaan met pagi, bukan kata2 celaan untuk orang2 yang punya muka bangun pagi yang kucel serta ileran).

Dari dini hari hujan gerimis tidak berhenti2 sampai pagi ini. Aku berusaha untuk bangun pagi tetapi sulit sekali. Kali ini aku bangun tidur dengan gaya balerina sedang melayang di udara dengan kedua kaki dibentangkan. Sodara2 sekalian, hasilnya sungguh mencengangkan, yaotu: pemandangan indah dan lucu seorang laki2 dengan posisi ngangkang di tempat tidur. Inilah enak-nya nge-kos sendiri sodara2, kita bebas berkreasi dan beraktifitas. Bahkan kentut pun terserah kita di sudut mana pun, waktu kapan pun, serta gaya kentut yang macam2 dapat kita lakukan tanpa perasaan khawatir ada orang2 di sekitar kita. I paid this boarding-house!!! Also for "Kentut".

Gara2 hujan aku kira ketika bangun masih jam5. Ternyata oh ternyata...sudah jam7. Waks, aku kesiangan lagi. Ok..buru2 mandi jebar jebur tidak lupa cuci muka pake "ponds" ijo. Kali ini beneran "ponds" ijo bukan odol sodara2 :D Shalat subuh dulu. Jangan ditiru teman2 semua. Shalat subuh dikerjakan di waktu subuh bukan di waktu Dhuha sambil pura2 sholat dhuha. Setelah beres urusan sama Yang Di Atas (Allah) barulah pergi berangkat kerja. Tapi, masih hujan juga mana ga punya payung lagi. Ya udah atur strategi sambil celingak-celinguk-kunyuk jendela nunggu yang punya kosan keluar. Sip mereka dah keluar. Samperin (bukan samberin/sambelin/sebelin) mereka, sapa dengan hangat, tidak lupa senyum memukau dengan gigi putih bersih. Kemudian, maaf bisa pinjem Payung? hehehe

Aku menunggu selama 5 menit...Tik-tik-tik. Itu bukan bunyi hujan. Tapi, bunyi jam dinding. Berhubung ga ada jam dinding, maka aku menciptakan bunyi tersebut pada otak aku. Ini salah satu kebiasaan aku, kl ada di situasi yang sepi supaya tidak bosen maka aku menciptakan bunyi-bunyi yang dapat menghibur hati.

Akhirnya yang punya kosan keluar dengan membawa payung. Sekali lagi sebuah Imajinasi terjadi. Tiba-tiba aku dan yang punya kosan lagi dalam keadaan Perang Dunia. Trus, pelor2 aku abis. Dengan gagah berani yang punya kosan memberikan senjata-nya untuk aku pake tuk memberondong para musuh. Itulah yang aku rasakan ketika yang punya kosan ngasih payung ke aku. Widih, gagah banget deh!

Setelah diperhatikan dengan seksama ternyata payung itu adalah payung lipat warna pingky...warna pingky...warna pingky (diulang2 supaya terdengar dramatis kayak sinetron2). Oh, God. Apa jadi-nya hari2 aku nanti? Karna tidak ada pilihan. Sok atuh akhirnya gw pake juga tuh payung.

Aku sih Pede aja pake tuh payung. Cm setelah memperhatikan keadaan sekitar ternyata banyak orang yang notice kl aku adalah cowok cantik yang pake payung pingky yang keganjenan banget. Paling berasa pas ada cewek2 ngeliat gw pake payung pinky sambil cengar-cengir-kuncir berbahagia dengan puasnya. Rasanya seperti abis hilang keperjakaan setelah diperkosa di tengah jalan oleh wanita kantoran cantik seksi sekaliber Happy Salma sambil dilihat oleh cowok2 BT (Birahi Tinggi) dengan rasa iri yang menggunung. Kemudian, setelah selasai diperkosa ditinggalkan begitu saja di jalanan dengan perasaan kosong hampa merana, tapi besok2 pengen lagi. Yeah right, ngarep aj lho!!!

Masih di jalanan dengan payung pinky. Aku berjalan di pinggiran jalan (namanya trotoar bukan sih?) menuju kantor. Mobil2 sungguh biadab melajukan kendaraan sehingga menciptakan sejenis ombak buatan ke arah aku. Untung aku hati2. Ketika itu aku pengen berkata "Hei u, ga liat apa, ni ada cowok pesolek keganjenan pake payung pinky? Pelan2 dong jalannya". Kemudian, ku berjalan lagi. Ada wanita yang turun dari bis dengan kaki kanan sedangkan bis belum sepenuhnya berhenti. Terpikir 2 kemungkinan yang akan terjadi oleh wanita itu. Satu, dia akan terjatuh. Dua, supaya dia tidak terjatuh dia harus sembari berputar ke arah kiri mengikuti gaya sentrifugal. Ternyata
kemungkinan itu salah semua. Bis tidak terlalu kencang dan dia tidak terjatuh walau turun pake kaki kanan. Kemudian, dia berlari2 menuju kantor-nya karna sepertinya dia terlambat. Serta yang lebih mengejutkan lagi dia tidak memakai payung warna pingky.

Akhirnya nyampe juga ke kantor. Payung pingky aku bentangkan di samping ruangan supaya kering. Kemudian, seorang pria kantor berkata "Wah, lucu juga nih payung. Bagus juga deh Sari". Dia berbicara kepada seorang wanita dekat denganku. Lalu wanita itu berkata "Itu payung pingky punya Zul!". Terjadi kehampaan udara selama beberapa detik. Trus, seolah2 mata mereka ber-"kata2". The Eyes Don't Lie.

Itulah yang terjadi sodara2 apabila seorang pria pake payung pingky. Tapi, itu masih mendingan. Dulu, gw pernah pake payung yang ada tulisan "Sutra". Yep, kondom "Sutra". Mata-mata orang2 yang melihat kelakuan gw memakai payung sutra bagaikan men-judge gw
bahwa gw adalah pemakai setia dan terbanyak kondom sutera. Mungkin sodara2 bertanya2 dengan curiga kenapa aku punya payung sutra. Untuk diceritakan membutuhkan waktu yang panjang. Laen kali aku ceritakan. Okay2...

Oya, payung pingky itu kalo diperhatikan lucu juga. Ada gambar satu bunga yang berwarna ungu :)

Pesan moral: Pake payung yang biasa2 aj. Tapi, gmana dong kalo kepepet? Yah, anda sendiri yang akan terima akibatnya. Dijamin cukup melatih kemaluan. Maksudnya supaya jadi orang yang rada cuek, karna biasanya orang akan gampang malu bila mengalami hal2 seperti di atas.