January 26, 2007

Mencoba Mengartikan Mimpi (part.1)

Mimpi:
Nyokap dibelikan motor oleh bokap. Padahal saya merasa bahwa saya yang lebih membutuhkan. Pada saat itu sakit hati.

Mengartikan mimpi:
Si A yang akan diberikan rahmat oleh Bapak/Bos. Kmd, saya merasa yang lebih pantas. Padahal kan belum tentu. Bisa saja Bapak/Bos melihat kinerja saya dan si A lebih baik si A. Sedangkan saya tidak tahu kinerja seperti apa Si A telah berikan.

Saran:
Berikan yang terbaik dengan ikhlas walaupun tidak diberikan imbalan apa2. Tenang aja nanti juga diganti oleh Allah.

hati-hati terhadap pengobatan alternatif

Source: http://www.ajangkita.com/forum/viewtopic.php?t=9375


Assallamualaikum Wr Wb,
Tulisan ini masih ada hubungannya dengan yang ini dan yang ini

Tadi pagi, saya menyaksikan acara Sentuhan Qolbu di Trans TV. Temanya adalah pengobatan secara islami.

Secara umum, pak ustadz memberi kita wanti-wanti agar jangan sembarangan dalam memilih pengobatan alternatif. Pilihlah hanya pengobatan yang sesuai tuntunan ajaran islam.

Banyak pengobatan alternatif yang seolah-olah aman dari segi syariah. Bahkan, banyak pula yang bertitel haji, menggunakan ayat Al Quran, sehingga kita gampang banget terkecoh.

Pak Ustaz di siaran TV tadi mewanti-wanti:
Jangan mau percaya pada pengobatan alternatif yang:

1. bisa mengobati dari jarak jauh (misalnya lewat perantaraan foto)

2. tahu segalanya. Si pasien belum ngomong apa-apa, tapi dia sudah cerita, "Anda sakit di perut sebelah kiri, kan?" Atau, "Di samping rumah anda ada kolam renang, kan?"

3. pakai tenaga dalam.

Dan mungkin, masih banyak jenis praktek pengobatan alternatif lain yang belum tercakup di sini.
Yang jelas, kita tidak boleh berobat kepada orang yang seperti itu, karena dapat dipastikan MEREKA PAKAI JIN.

Lantas, bagaimana pengobatan alternatif yang sesuai syariah? Klik di sini untuk membaca jawabannya senyum


Berikut komentar yang gw suka, dpt membuka pikiran. Tidak sekedar meng-iyakan info yang didapat:


Bukan sanggahan, hanya ajakan untuk melihat dari aspek lain...

1. Bagaimana bisa dipastikan mereka pakai jin sedangkan kita tidak tahu banyak soal alam gaib? Alip membayangkan menerbangkan helikopter di pedalaman Sumatra dan kaum "anak rimba" di sana menganggap helikopter itu diangkat oleh kekuatan roh jahat...

2. Seandainya kelak Amerika menemukan sensor canggih yang bisa mendeteksi aliran energi di dalam tubuh manusia, apakah kita akan mengatakan alat itu diisi kekuatan gaib?

3. Sherlock Holmes bisa tau kalau dokter Watson (ketika mereka baru ketemu dua detik) adalah seorang dokter yang baru pensiun dari tugas di ketentaraan dan baru saja pulang dari Afghanistan. Beberapa orang punya kecerdasan dan kemampuan pengamatan di atas orang lain.

4. Ketika dunia barat sibuk meneliti fenomena Extra Sensory Perception dan berniat untuk mengembangkan potensi-potensi alamiah manusia yang masih laten, kita sibuk "men-jin-kan" segala sesuatu. Tidak heran kejayaan ilmu pengetahuan dan kebudayaan kaum muslim tinggal sejarah.

Jadi disamping kehati-hatian kita, juga penting untuk tidak jadi paranoid dan apa-apa dituduhkan pada mahluk yang tidak nampak yang satu itu... kedip


Gw setuju banget nih ma komentar yang ini. Ada beberapa orang yang memang diberikan keutamaan oleh Allah. Misal: ada yang bisa tahu karakter orang lain, itu dilakukan dengan observasi yang mendalam (spt: Sherlock Holmes); ada yang punya aliran tenaga panas ditubuhnya; ada yang punya tenaga listrik; ada yang bisa tahu penyakit orang lain dengan melihat aura, raut muka, cara berbicara, cara berjalan, dsb; ada yang bisa tahu yang sedang dialami orang lain, lagi2 itu karena observasi yang mendalam, observasi emosi, observasi topic pembicaraan, dsb. Tapi, itu semua adalah kehendak-Nya. Bisa saja dicabut suatu waktu. Tiba2, Aduh sense gw dah ilang nih :(

HUKUM ORANG YANG MENGAKU MENGETAHUI PERKARA GHAIB

Source: http://www.ajangkita.com/forum/viewtopic.php?t=10302


Pelajaran untuk kita bagi yang mengalami hal-hal ghaib, karena pada dasarnya itu adalah dari Allah. Maka kita kembalikan kepada Allah dan semua adalah kehendak Allah.



Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin pernah ditanya tentang hukum orang yang mengaku mengetahui perkara ghaib. Maka, beliau menjawab sebagai berikut.

Orang yang mengaku mengetahui perkara ghaib, berarti ia telah kafir. Sebab, ia telah mendustakan Allah . Allah berfirman,

Katakanlah,"Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (QS An Naml : 65).

Apabila Allah telah menyuruh NabiNya; Muhammad untuk mengumumkan kepada khalayak, bahwa tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghaib, kecuali Allah; maka orang yang mengaku mengetahuinya, berarti ia telah mendustkan Allah. Kita katakan kepada orang-orang ini, Bagaimana mungkin kalian mengetahui yang ghaib, padahal Nabi n tidak mengetahuinya? Apakah kalian lebih mulia, ataukah Rasulullah? Jika mereka menjawab, Kami lebih mulia, berarti mereka telah kafir akibat dari perkataannya ini. Jika mereka menjawab, Dia lebih mulia, maka kita katakan, Kenapa dia tidak mengetahui yang ghaib, sedangkan kalian bisa mengetahuinya? Padahal Allah berfirman,

(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhaiNya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS Al Jin : 26,27).

Inilah ayat kedua yang menunjukkan kekufuran orang-orang yang mengaku mengetahui perkara ghaib. Padahal Allah k telah memerintahkan NabiNya; Muhammad untuk menngumumkan kepada khalayak dengan firmanNya,

Katakanlah,Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu, bahwa aku ini Malaikat. Aku tidak mengikuti, kecuali apa yang telah diwahyukan kepadaku. (QS Al An’am : 50).

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh) (QS Al An’am : 59).

(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada rasul yang diridhaiNya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS Al Jin : 26,27).

Katakanlah,"Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.(QS Al A’raf : 188).