Insiden mengerikan sekali lagi terjadi. Ada lagi yang memanggil saya "Pak". Insiden terjadi ketika saya ingin turun dari kereta setelah pulang kerja. Kali ini pelaku adalah ibu-ibu berumur 40thn. Ketika itu ibu ini ingin turun dari kereta sedangkan saya menghalangi dirinya. Padahal saya juga sedang ingin turun. Kata-kata ibu-ibu yang menekan urat saraf dan memberikan tekanan emosional+jiwa masih terbayang-bayang.
Begini kata-katanya, "Permisi Pak, mau turun?". Dengan segala kekuatan untuk menahan diri agar tidak keluar kata-kata "Iya Dek (Adek), saya juga mau turun!". Untung saja yang keluar adalah kata-kata bijaksana dengan penuh kelembutan "Iya Bu, saya juga mau turun!".
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
ya elah zul, itu kan berarti ibu sopan, masih mending dipanggil 'pak' daripada dipanggil 'tong' atau 'le' :p
hmmm...betul juga yah ta'. Kl kita melihat sesuatu dari sisi yang berbeda, maka kita bisa ambil sesuatu yang berbeda pula.
Btw, kl gw dipanggil 'tong', hati gw berbicara 'emang gw gentong?!'. kl gw dipanggil 'le', hati gw berbicara 'emang gw ikan lele?!'. Capek deh...
Post a Comment